Friday 3 August 2012

Selalu ada alasan untuk terus mengucap syukur


          Ada banyak hal di dunia ini yang bisa lo rasakan. Berapa banyak lo mengucap syukur atas semua yang telah terjadi di kehidupan lo? Mungkin lo selalu berpikir seharusnya gue gak seperti ini.. Masih banyak teman2 gue yang lebih bahagia dari gue. Jujur aja sih emang sifat manusia sekarang seperti itu, apalagi di generasi gue sekarang. Gue pengen share sesuatu tentang yang gue alami beberapa minggu lalu, tepatnya tanggal 20 Juli 2012. Hari itu adalah hari ulang tahun gue, umur gue sekarang 22 tahun. Emang makin tua sih kelihatannya dan gue berharap gue juga makin dewasa mengambil keputusan terhadap semua pilihan-pilihan hidup yang ada. Pada hari ulang tahun gue yang tepat tanggal 20 Juli itu, ga banyak hal yang gue lakuin secara special. Gue jalani hari itu seperti hari gue yang biasanya, ga ada yang special. Gue bersyukur sama Tuhan karena telah diberikan sosok seorang mama yang selalu ga pernah ada matinya kalo ngasih perhatian ke gue. Pagi itu mama gue telpon, ngucapin selamat, ngobrol bentar, selesai. Adik-adik gue juga ga lupa ngucapin selamat ke gue. Gue sayang banget sama adik-adik gue karena mereka adalah sosok yang berharga banget buat gue.

          Gue mulai hari gue itu dengan rutinitas biasa di pagi dan siang hari. Semua ucapan selamat dari teman-teman gue yang luar biasa belum ada yang gue baca, walaupun semua ucapan yang masuk itu pasti ada di setiap beberapa menit. Sengaja gue belum pengen baca smeua ucapan di Bbm, Twitter, dan facebook karena gue pengen baca semuanya itu ketika malam sebelum hari itu berakhir. Gue jalani hari itu sampai udah di malam hari, gue pergi keluar jalan-jalan sendiri di daerah sekitar kampus gue. Bukan karena gue galau, autis, atau mengalami masalah dalam bersosialisasi. Entah kenapa waktu malam itu gue pengen ambil waktu pribadi dengan diri gue, bukan juga karena gue ga pengen rame-rame pergi makan bareng teman2 gue. Entah kenapa hari itu gue pengen sendiri menikmati hari itu sampai berakhir. Sepanjang jalan gue sedikit merenung tentang apa yang gue alami setahun kemarin, perubahan apa yang sudah gue lakukan untuk diri gue. Gue sempat membandingkan kehidupan gue dengan yang lainnya, dimana waktu itu gue juga mempermasalahkan kenapa hidup gue ga sebahagia teman2 gue yang lainnya, kenapa papa gue ga ngucapain selamat ke gue, kenapa gue harus seperti ini, kenapa gue gak begitu. Sampai suatu momen suara hati gue berbicara dan gue kembali berpikir bahwa seharusnya gue selalu mengucap syukur untuk apa yang ada. emang apalagi yang harus gue khawatirkan? Keluarga gue punya, kebutuhan hidup gue juga tercukupi dan gak pernah gue sampai kelaperan. Apa lagi? Soal keadaan keluarga? Gue pikir setiap keluarga punya permasalahannya sendiri, sampai akahirnya saat itu gue mengambil kesimpulan kalo kehidupan keluarga di generasi gue ini semuanya bermasalah. Selalu ada alasan untuk terus mengucap syukur, dan gue selalu buat pemikiran seperti itu sampai detik ini.

          Gue balik ke kontrakan temen gue setelah selesai jalan-jalan, kebetulan saat itu gue nginap di tempat temen karena menurut gue yang gue miliki di Kota Bandung ini adalah mereka teman-teman gue yang selalu hibur gue apapun masalah gue. Mereka  seperti manusia yang gak pernah kehabisan lelucon, mereka yang selalu punya cara untuk bikin gue tenang dari semua masalah-masalah gue walaupun gue akui cara mereka ga semuanya positif. tapi setidaknya gue happy bareng mereka. Malam itu gue masuk ke kamar, dan mengambil waktu untuk merenung kembali dan berdoa. Gue bersyukur sama Tuhan atas apa yang Dia berikan di kehidupan gue. Gue belajar banyak malam itu, dan sampai saat ini gue selalu menyisipkan rasa syukur dalam setiap hal yang gue lakukan.

Kata orang membandingkan kehidupan kita dengan orang lain itu tidak baik. Menurut gue ada saatnya pada kondisi tertentu kita harus membandingkan kehidupan kita dengan yang lainnya, yaitu pada saat kita mulai kehilangan rasa syukur untuk semua yang kita alami.

Selalu ada alasan untuk terus mengucap syukur.. :)